Pangulu Rekko Kalenna

Suatu ketika Petta Longi, Andi Patenreng bercerita tentang perseteruan La Palantei Arung Tonra dengan La Mappanyukki Raja Bone yg didampingi Ade Pitue diantaranya Arung Ta, Petta Longi adalah saksi mata kejadian tersebut, Petta Longi adalah joki Petta Mappanyukki ketika lomba pacuan kuda.

Singkat cerita dalam perseteruan tersebut, berkomentarlah Arung Ta, "woh, woh, La Palantei alenami naseng Ruane di tanah Bone, kemudian Petta Mappanyukki juga berkomentar, La Palantei Arung Tonra wijanna Tau mewae.

Jadi pertanyaan apa maksud dari perkataan Petta Mapanyukki tentang Arung Tonra tersebut?

Makanya kami mencoba menelusuri Siapa sebenarnya nenek moyang Andi Palantei, kenapa dikatakan sebagai wijanna tau mewae.

Dari penelusuran stambon, kita dapatkan bahwa Andi Palantei ini adalah turunan dari I Lannaco Dulung Awang Tangka, jadi kerajaan bone ada 2 dulung yaitu Dulung Awang Tangka dan Dulung Ajangngale. Dulung Awang Tangka adalah panglima perang yg membawahi seluruh daerah Bone Selatan.  Oh oh, ini ternyata maksud dari perkataan Petta Mappanyukki.

Pertanyaan kemudian kenapa I Lannaco bisa menduduki jabatan sebagai Dulung Awang Tangka. Ternyata I lannaco adalah cucu daripada La Temmasonge Raja Bone ke 22 melalui ibunya I Balele Daeng Maretti Datu Ulaweng.

I Lannaco adalah anak dari I Lacce Arung Gona, dan turunan I Lacce ini yg umumnya menguasai daerah Selatan, seperti Arung Bulu Tanah, Arung Gona, Arung Ujung, Arung Galung, Arung Gareccing, Arung Bulu, Arung Kajuara.

Ketika Andi Palantei dilantik menjadi Arung Tonra, kemudian timbul pertanyaan Kenapa bukan Petta Imang yg di lantik?, sedangkan beliau anak tertua.

Ternyata dari penelusuran lontara dan stambon, Andi Palantei tidak mewarisi arung di tonra dari bapaknya Malukka tapi melalui perjuangan yaitu ketika terjadi Rumpana Bone, andi palantei mengambil alih akkarungeng di tonra yg dipegang oleh La Muhammad, dan La Muhammad ini adalah anak dari Singkerru Rukka Raja Bone ke 29. Dan posisi Malukka sendiri sebagai Arung Bulu.

Pada Tahun 1914 seluruh akkarungeng yang ada di kecamatan tonra sekarang dilebur menjadi satu akkarungeng yaitu Arung Tonra, sehingga menghilangkan arung bulu, arung ujung, arung galung, arung gareccing. Peleburan ini menjadi cikal bakal Kecamatan Tonra sekarang.

Untuk memahami lebih luas tentang Tonra silahkan baca bukunya "PANGULU REKKO KALENNA ARUNG TONRA".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arung Tonra

Kematian

La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra