Eppa Sulapa Penjaga

Salah satu konsep sulapa dalam mitologi bugis adalah memahami bahwa setiap manusia senantiasa bersama dengannya empat malaikat. Iyaro taue silongngi Eppa malaikat, ettunna jaji lettu lisu ripamasena.

Dengan pemahaman ini setiap orang akan merasa aman dari setiap marabahaya yang akan menimpanya. Allah memberikan penjagaan yang sangat kuat melalui malaikat penjaga yang bersamanya.

Keberadaan malaikat ini, telah Allah sebutkan dalam al-Quran,

Bagi manusia ada malaikat mu’aqibat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. ar-Ra’du: 11).

Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa semua manusia yang hidup, dia disertai 4 malaikat. 2 malaikat pencatat amal. Yang satu di kanan dan yang satu di kiri. Malaikat di kanan mencatat amal baik,
sementara malaikat yang di kiri mencatat amal buruk. 2 malaikat penjaga. Yang satu di depan dan yang satu di belakang.

Untuk apa mereka menjaga manusia? Mereka menjaga manusia dari semua takdir buruk yang belum saatnya menimpa mereka. Meskipun ada bahaya besar yang mengancamnya, jika dia belum ditakdirkan terkena bahaya, maka malaikat ini akan menjaganya sehingga dia selamat dari bahaya. Kita sering mendengar dalam sebuah kecelakaan besar, semua penumpang meninggal, tapi ada satu bayi yang selamat. Padahal secara perhitungan, seharusnya dia meninggal, karena tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.
Allah menjaganya dengan memerintahkan Malaikat mu’aqibat.

Keberadaan Malaikat mu’aqibat ini telah diceritakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang kondisi para hamba-Nya, “Bagaimana kondisi kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan
mengerjakan shalat, dan kami mendatangi mereka juga dalam kondisi sedang shalat.” (HR. Bukhari 7486 & Muslim 1464).

Mereka diistilahkan malaikat mu’aqibat karena mereka datang silih berganti. Ada malaikat yang berjaga siang, dan ada yang berjaga di malam hari. Semua Berjalan Sesuai Takdir Allah.

Keberadaan malaikat ini memberi pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang belum ditakdirkan Allah untuk menimpa kita, tidak akan terjadi pada kita. Meskipun andai semua manusia berharap agar itu menimpa kita. Sebaliknya, jika Allah telah takdirkan musibah itu menimpa kita, pasti akan terjadi pada kita. Sekalipun sejuta usaha telah kita lakukan untuk menghindarinya. Allah berfirman,

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. al-Hadid: 22).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan hal ini dalam hadisnya,

“Ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini),
seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan kebaikan yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan musihkan yang telah Allah takdirkan akan menimpamu.” (HR. Ahmad 2669, Turmudzi 2706 dan dishahihkan al-Albani).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arung Tonra

Kematian

La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra