Cerita Perantau Bugis

-
Sejarah Lagoa, tidak ada yang tidak kenal, pendekar dari tanah Bugis yang bernama asli Labuang dg Passore, putra dari seorang panglima Perang Bone. Lagoa, adalah tokoh asli pendekar dengan kemampuan “mamenca’” (pencak silat) yang unggul dan kemudian merantau di Tanjung Priok pada masa pasca kemerdekaan dan mewarnai kehidupan keras tanah Betawi hingga akhir hayatnya. Di masanya, Lagoa sangat tersohor sehingga sampai kini namanya diabadikan menjadi nama salah satu jalan di kawasan Jakarta Utara.

Tokoh bugis yang lain di daerah Karangngantu yaitu Haji Rahimum, beliau adalah tokoh yang sangat disegani di daerah kampung bugis karangngantu, beliau memulai kiprahnya di rantauan di tanjung priuk kemudian bergeser ke daerah Banten ke daerah pelabuhan Karangngantu, beliau adalah pengusaha kayu yang cukup berhasil.

Kami sempat menjumpai beliau di akhir hidupnya dan bercerita bahwa perantau perantau yang mendiami daerah pesisir kawasan jakarta utara sampai banten, mereka mengenal tokoh besar yang sangat disegani dari Bone yaitu Andi Koke Petta Nambung, beliau adalah putra dari Arung Tonra Andi Palantei. Beliau Andi Koke Petta Nambung menghabiskan masa mudanya di daerah sinjai karena Beliau adalah menantu dari Arung Lamatti. Daerah daerah Balannipa, Tondong, Bulo Bulo adalah awal dari kiprah Beliau.

Haji Rahimum bercerita bahwa perantau dari Wilayah pesisir Bone sampai Sinjai mengenal Sosok Petta Nambung sebagai penguasa Ujunge. Di Karangngantu ini orang sinjai, Bulukumba, Bone mengenal Petta Nambung, Siapa yang tidak kenal Petta Nambung, sosok mappau tenribali.

Tokoh tokoh besar Tanjung priuk seperti Lagoa, Petta Nessa Ambo Lau termasuk saya (Haji Rahimum) adalah adalah anak buahnya Petta Nambung waktu masih di kampung, termasuk pendekarnya Tanjung Pandang Petta Ngangku sangat segan sama Petta Nambung.... Ucap Haji Rahimum 

Bahkan, kata Haji Rahimum, banyak orang di jawa ini menumpang nama besarnya Petta Nambung supaya namanya juga terangkat.

Silsilah Petta Nambung Andi Koke sebagai berikut Berawal dari Ayahanda dari Andi Palantei Petta Teppo yaitu Malukka Arung Bulu.
Malluka Petta Lura dengan Bua Timo (istri 1) lahirlah;
1. Tombong Petta Tjoppo (Petta Imang Tonra)
2. Palantei Petta Teppo
3. Mangile Pette Punna
4. Lenrong Petta Lolo
5. Loji Petta Tappu
6. Gano Petta tasa
7. Tjoppo Petta Meru
8. Mane Petta Lumu
Mallukka Petta Lura dengan Minong (Istri 2) Lahirlah:
1. Onga Petta Tiro
2. Kile Petta Tengnge
3. Embong Petta Bollo
4. Panaongi Petta Sampo
Adapun silsilah keluarga Andi Palantei Petta Teppo adalah sebagai berikut :
Pai Petta Cenning Isteri 1
1. Mitang Petta Puji
2. Muh Tahir Petta Rani
3. Muh Nur Petta Naba
4. Caga Petta Siga
5. Koke Petta Nambung
6. Abd Wahid Petta Limpo
Kasaming Petta Rennu Isteri ke 2
1. Andi Baso Petta Ngangku
2. Kangkong Petta Lolo
3. Toba Petta Tunru
4. Upe Petta Enre
Marhuma Petta Lara isteri ke 3
1. Andi Besse Petta Nisang

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arung Tonra

-
Gambar
Cerita tentang kekuasaan Arung Tonra diibaratkan mirip dengan cerita tentang pertikaian antara Tunggul Ametung Raja Kediri dengan Ken Arok, dimana pertikaian ini diawali dengan Jatuh cintanya Ken Arok kepada Ken Dedes yang merupakan isteri dari Tunggul Ametung. Dengan dorongan cinta yg besar Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung dan memperisterikan Ken Dedes dan sekaligus mengambil alih tahta Kerajaan Kediri dan merubahnya menjadi Kerajaan Singasari. Dalam sejarah selanjutnya Ken Arok berhasil dibunuh oleh Anusapati yg merupakan anak dari Tunggul Ametung dan Anusapati sendiri dibunuh oleh Tohjaya anak daripada Ken Arok. Pertikaiaan ini terus berlanjut sampai Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Dan Konon kabarnya semua raja raja meninggal itu dengan satu senjata yaitu Keris Empu Gandring. Bagaimana dengan kekuasaan Arung Tonra? Kalau kita mencoba meneliti sejarah dan lontara khususnya lontara attoriolong ri bone, cerita tentang Tonra baru di jaman La
Baca selengkapnya

Kematian

-
Gambar
Belia, muda, maupun tua tidak ada yang tahu, mereka pun bisa merasakan kematian. Setahun yang silam, kita barangkali melihat saudara kita dalam keadaan sehat bugar, ia pun masih muda dan kuat. Namun hari ini ternyata ia telah pergi meninggalkan kita.  Sungguh kematian dari orang sekeliling kita banyak menyadarkan kita. Oleh karenanya, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani). Kematian sesungguhnya bukanlah sesuatu yang luar biasa,
Baca selengkapnya

La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra

-
Gambar
La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra, adalah Raja di daerah Tonra, sebuah daerah di Kabupaten Bone, tepatnya di bagian Bone Selatan.  La Mappa Arung Tonra Karaeng Rappocini dalam Perang Makassar berpihak kepada Kerajaan Gowa, dan turut bertempur bersama pasukan Gowa ketika terjadi perang Makassar, perang antara Kerajaan Gowa Melawan Kerajaan Bone dengan sekutunya Belanda.  Diceritakan dalam sejarah bahwa Kerajaan Gowa mampu dikalahkan oleh kerajaan Bone dengan bantuan Belanda, sehingga terjadilah perjanjian Bungaya dan perjanjian ini sangat merugikan Kerajaan Gowa. Para pembesar Kerajaan Gowa tidak menerima isi perjanjian tersebut sehingga banyak meninggalkan Kerajaan Gowa dan melanjutkan medan pertempuran dengan Belanda di Tanah Jawa.  Perjuangan Karaeng Galesong dan kawan kawan berlanjut ke tanah Jawa. Karaeng Galesong melakukan ekspedisi ke Pulau Jawa untuk membantu perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa (Sultan Banten) dan Raden Trunojoyo (Panembahan Maduretno) dalam memer
Baca selengkapnya