Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Pangulu Rekko Kalenna

Gambar
Suatu ketika Petta Longi, Andi Patenreng bercerita tentang perseteruan La Palantei Arung Tonra dengan La Mappanyukki Raja Bone yg didampingi Ade Pitue diantaranya Arung Ta, Petta Longi adalah saksi mata kejadian tersebut, Petta Longi adalah joki Petta Mappanyukki ketika lomba pacuan kuda. Singkat cerita dalam perseteruan tersebut, berkomentarlah Arung Ta, "woh, woh, La Palantei alenami naseng Ruane di tanah Bone, kemudian Petta Mappanyukki juga berkomentar, La Palantei Arung Tonra wijanna Tau mewae. Jadi pertanyaan apa maksud dari perkataan Petta Mapanyukki tentang Arung Tonra tersebut? Makanya kami mencoba menelusuri Siapa sebenarnya nenek moyang Andi Palantei, kenapa dikatakan sebagai wijanna tau mewae. Dari penelusuran stambon, kita dapatkan bahwa Andi Palantei ini adalah turunan dari I Lannaco Dulung Awang Tangka, jadi kerajaan bone ada 2 dulung yaitu Dulung Awang Tangka dan Dulung Ajangngale. Dulung Awang Tangka adalah panglima perang yg membawahi seluruh daerah Bone Selatan.

La Uttang Petta Palisoe Arung Tonra

Gambar
Lauttang Petta Palisoe, adalah arung tonra setelah La Simpala, Beliau di lantik menjadi Arung Tonra di akhir era pemerintahan Puatta We Tenriawaru Pancaitana Besse Kajuara.  Ketika La Simpala meninggalkan akkarungengnge di tonra akibat pertikain di daerah sengkang, terjadi kekosongan akkarungengnge di Tonra sehingga Petta Palisoe di dapuk untuk menggantikannya.  La Uttang Petta Palisoe adalah anak dari La Masulili Petta Pagiling Arung Ujung dengan perkawinan dengan sepupunya I Cella Tonra, dan I Cella Tonra adalah anak dari La Mappesabbi Datu Ulaweng.  Nasab dari La Uttang bersambung dengan La Patau Matanna Tikka Matinroe ri Nagaulung raja Bone ke 16 (1696 - 1714) melalui buyutnya I Lacce Arung Gona, sebagaimana yang terdapat dalam Lontara Attoriolong dan berbagai stamboon bahwa I Lacce Arung Gona mempunyai isteri I Balele Daeng Maretti Datu Ulaweng yang merupakan anak dari La Temmasonge to Appewaling Raja Bone ke 22 dengan isterinya Safia Arung Letta Tanah.  La Temmasonge

La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra

Gambar
La Mappa Karaeng Rappocini Arung Tonra, adalah Raja di daerah Tonra, sebuah daerah di Kabupaten Bone, tepatnya di bagian Bone Selatan.  La Mappa Arung Tonra Karaeng Rappocini dalam Perang Makassar berpihak kepada Kerajaan Gowa, dan turut bertempur bersama pasukan Gowa ketika terjadi perang Makassar, perang antara Kerajaan Gowa Melawan Kerajaan Bone dengan sekutunya Belanda.  Diceritakan dalam sejarah bahwa Kerajaan Gowa mampu dikalahkan oleh kerajaan Bone dengan bantuan Belanda, sehingga terjadilah perjanjian Bungaya dan perjanjian ini sangat merugikan Kerajaan Gowa. Para pembesar Kerajaan Gowa tidak menerima isi perjanjian tersebut sehingga banyak meninggalkan Kerajaan Gowa dan melanjutkan medan pertempuran dengan Belanda di Tanah Jawa.  Perjuangan Karaeng Galesong dan kawan kawan berlanjut ke tanah Jawa. Karaeng Galesong melakukan ekspedisi ke Pulau Jawa untuk membantu perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa (Sultan Banten) dan Raden Trunojoyo (Panembahan Maduretno) dalam memer

Cerita Perantau Bugis

Gambar
Sejarah Lagoa, tidak ada yang tidak kenal, pendekar dari tanah Bugis yang bernama asli Labuang dg Passore, putra dari seorang panglima Perang Bone. Lagoa, adalah tokoh asli pendekar dengan kemampuan “mamenca’” (pencak silat) yang unggul dan kemudian merantau di Tanjung Priok pada masa pasca kemerdekaan dan mewarnai kehidupan keras tanah Betawi hingga akhir hayatnya. Di masanya, Lagoa sangat tersohor sehingga sampai kini namanya diabadikan menjadi nama salah satu jalan di kawasan Jakarta Utara. Tokoh bugis yang lain di daerah Karangngantu yaitu Haji Rahimum, beliau adalah tokoh yang sangat disegani di daerah kampung bugis karangngantu, beliau memulai kiprahnya di rantauan di tanjung priuk kemudian bergeser ke daerah Banten ke daerah pelabuhan Karangngantu, beliau adalah pengusaha kayu yang cukup berhasil. Kami sempat menjumpai beliau di akhir hidupnya dan bercerita bahwa perantau perantau yang mendiami daerah pesisir kawasan jakarta utara sampai banten, mereka mengenal tokoh

Sanggara Peppe dan Badik

Gambar
Jika anda berkunjung atau traveling ke daerah-daerah Sulawesi salah satunya Kota Makassar sanggara pepe ini banyak dijajakan, karena cemilan ini menjadi salah satu kuliner camilan khas Sulawesi yang banyak digemari. Sanggara peppe jika diartikan berarti pisang goreng geprek, makanan ini terbuat dari buah pisang yang belum matang namun setelah diolah dan disajikan dengan sambal kemangi dijamin camilan yang satu ini bakal bikin ketagihan. Sanggara peppe digemari karena secara dzahir memang enak, tanpa adanya embel embel mistis didalamnya, apalagi kalau dicelup dengan sambal terasi luar biasa enaknya. Enaknya tidak butuh pembenaran dan penjelasan, sesuatu yang masuk di tenggorokan adalah penjelasan hakekatnya. Lain cerita ketika kita bicara tentang badik, aroma mistis sangat kental didalamnya. Setiap orang mempunyai penjelasan dan tafsir yang berhubungan dengan badik tersebut. Badik adalah pisau panjang dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat dari Sulawesi. Badik

Tajang "Cahaya"

Gambar
Dilalenna tajanna puakku tettong malinrung di lino lettu ri akherat Allah adalah cahaya langit dan bumi” (QS. An Nur: 35). Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan: معنى الآية الكريمة عند العلماء أن الله سبحانه منورها فجميع النور الذي في السموات والأرض ويوم القيامة كله من نوره سبحانه. والنور نوران: نور مخلوق وهو ما يوجد في الدنيا والآخرة وفي الجنة وبين الناس الآن من نور القمر والشمس والنجوم، وهكذا نور الكهرباء والنار كله مخلوق وهو من خلقه سبحانه وتعالى. Makna ayat yang mulia ini menurut para ulama adalah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu pemberi cahaya. Maka semua cahaya yang ada di langit dan di bumi, serta cahaya yang ada di hari kiamat kelak, semuanya adalah dari cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan cahaya itu ada dua: Pertama, cahaya yang merupakan makhluk Yaitu cahaya yang ada di dunia, di akhirat dan di surga kelak, Termasuk cahaya yang dirasakan oleh manusia sekarang, baik itu cahaya bulan, cahaya matahari, dan bintang. Demikian juga cahaya lampu listrik dan cahaya

Tallasaku "Toto"

Gambar
Tallasaku Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, أَحَاطَ عِلْمُهُ بِاْلأُمُوْرِ وَأَنْفَذَ فِي خَلْقِهِ سَابِقَ الْمَقْدُوْرِ وَهُوَ الْجَوَّادُ الْغَفُوْرُ { يَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ} Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah mewujudkan dalam penciptaan-Nya (sesuai) yang telah ditaqdirkan sebelumnya. Dan Dia Yang Maha Dermawan lagi Maha Pengampun. Dalam ayat disebutkan,“Dia Mengetahui pandangan pandangan mata yang berkhianat dan segala yang disembunyikan (dalam) dada. (QS. Al-Mu’min/ Ghafir: 19). Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan qadar secara bahasa sama artinya dengan takdir. Sedangkan qadha’ secara bahasa berarti hukum atau ketetapan. Qadha’ dan qadar masuk dalam istilah kata “jika disebut bersamaan, maka kedua kata tersebut saling menjelaskan namun jika disebut terpisah, maka kedua maknanya sama.” Takdir (qadar) adalah segala sesuatu yang Allah tetapkan dahulu kala yang akan terjadi pada makhluk-Nya. Sedan

Makkanreguru

Gambar
Makkanreguru secara bahasa dapat diartikan sebagai belajar mengenal kebenaran, secara istilah adalah perjalanan seorang hamba menuju pada pengenalan kepada tuhan. Dalam bahasa tasawuf bisa diartikan tarekat atau  jalan yang ditempuh atau ditapaki untuk mencari pengetahuan dan beribadah kepada Tuhan. Point pertama dari Makkanreguru adalah menemukan guru tempat menimba ilmu, dalam kosmologi bugis diilustrasikan sebagai sumur, dan seorang penuntut ilmu di sebut sebagai timba. Timba akan mencari sumur dan bukan sebaliknya. Seorang penuntut ilmu tegak di atas adab adab dan adab pertama adalah kerendahan hati terhadap guru, kemudian ketekunan dan pantang menyerah. Ilmu itu didapat dengan perlahan, tidak terburu buru dan keberkahan ilmu bersama dengan sesuatu yang didapat secara perlahan. Az-Zuhri -rahimahullah- berkata, «الْعِلْمُ وَادٍ؛ فَإِنْ هَبَطْتَ وَادِيًا فَعَلَيْكَ بِالتُّؤَدَةِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْهُ، فَإِنَّكَ لَا تَقْطَعُ حَتَّى يَقْطَعَ بِكَ» "Ilmu adalah lembah.

Eppa Sulapa Penjaga

Gambar
Salah satu konsep sulapa dalam mitologi bugis adalah memahami bahwa setiap manusia senantiasa bersama dengannya empat malaikat. Iyaro taue silongngi Eppa malaikat, ettunna jaji lettu lisu ripamasena. Dengan pemahaman ini setiap orang akan merasa aman dari setiap marabahaya yang akan menimpanya. Allah memberikan penjagaan yang sangat kuat melalui malaikat penjaga yang bersamanya. Keberadaan malaikat ini, telah Allah sebutkan dalam al-Quran, Bagi manusia ada malaikat mu’aqibat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. ar-Ra’du: 11). Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa semua manusia yang hidup, dia disertai 4 malaikat. 2 malaikat pencatat amal. Yang satu di kanan dan yang satu di kiri. Malaikat di kanan mencatat amal baik, sementara malaikat yang di kiri mencatat amal buruk. 2 malaikat penjaga. Yang satu di depan dan yang satu di belakang. Untuk apa mereka menjaga manusia? Mereka menjaga manusia dari semua takdir bur

Mengaji Diri

Gambar
Suatu ketika Malaikat Jibril ‘alaihis sallam datang di majelis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam rupa manusia, kemudian menanyakan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beberapa pertanyaan. Di antara pertanyaannya adalah tentang makna islam, iman, dan ihsan. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawabnya dan dibenarkan oleh Jibril. Berdasarkan hadist ini, para ulama membagi agama Islam menjadi tiga tingkatan yaitu islam, iman, dan ihsan. Tingkatan agama yang paling tinggi adalah ihsan, kemudian iman, dan paling rendah adalah islam. Kaum muhsinin (orang-orang yang memiliki sifat ihsan) merupakan hamba pilihan dari hamba-hamba Allah yang shalih. Oleh sebab itu, sebagian ulama menjelaskan jika ihsan sudah terwujud berarti iman dan islam juga sudah terwujud pada diri seorang hamba. Jadi, setiap muhsin pasti mukmin dan setiap mukmin pasti muslim. Namun tidak berlaku sebaliknya. Tidak setiap muslim itu mukmin dan tidak setiap

Kematian

Gambar
Belia, muda, maupun tua tidak ada yang tahu, mereka pun bisa merasakan kematian. Setahun yang silam, kita barangkali melihat saudara kita dalam keadaan sehat bugar, ia pun masih muda dan kuat. Namun hari ini ternyata ia telah pergi meninggalkan kita.  Sungguh kematian dari orang sekeliling kita banyak menyadarkan kita. Oleh karenanya, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani). Kematian sesungguhnya bukanlah sesuatu yang luar biasa,

Sulapa

Gambar
Pada setiap kebudayaan mengenal kosmologi ruang yang mencerminkan suatu pandangan dunia. Misalnya, orang Aceh mengekspresikan pandagan dunianya dalam konsep “Aceh Lhee Sago” (Aceh Tiiga Segi). Sedangkan kosmologi orang Bugis–Makassar dapat ditelusuri pada konsep Sulapa Appa’. Simbol “Sulapa Appa” dalam tulisan Lontara Makassa dibaca sebagai huruf “SA”, bermakna seua, yang berarti “tunggal” atau “esa”.  Aksara lontara ini berpangkal pada pandangan mitologis orang Bugis-Makassar, yang mengandaikan alam semesta ini adalah Sulapa Appa’ Walasuji (“segi empat belah ketupat”). Huruf “SA” juga melambangkan “empat unsur alam” yang menjadi sifat manusia, yakni angin, air, api, dan tanah. Ke empat unsur alam ini bertalian dengan warna, yaitu kuning, putih, merah dan hitam. Lebih jauh, simbol “sa” di atas melambangkan “empat sisi tubuh manusia”. Paling atas adalah kepala, sisi kiri dan kanan adalah kedua tangan, dan paling bawah adalah kaki. Orang bugis-makassar juga  melihat appaka su

Arung Tonra

Gambar
Cerita tentang kekuasaan Arung Tonra diibaratkan mirip dengan cerita tentang pertikaian antara Tunggul Ametung Raja Kediri dengan Ken Arok, dimana pertikaian ini diawali dengan Jatuh cintanya Ken Arok kepada Ken Dedes yang merupakan isteri dari Tunggul Ametung. Dengan dorongan cinta yg besar Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung dan memperisterikan Ken Dedes dan sekaligus mengambil alih tahta Kerajaan Kediri dan merubahnya menjadi Kerajaan Singasari. Dalam sejarah selanjutnya Ken Arok berhasil dibunuh oleh Anusapati yg merupakan anak dari Tunggul Ametung dan Anusapati sendiri dibunuh oleh Tohjaya anak daripada Ken Arok. Pertikaiaan ini terus berlanjut sampai Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Dan Konon kabarnya semua raja raja meninggal itu dengan satu senjata yaitu Keris Empu Gandring. Bagaimana dengan kekuasaan Arung Tonra? Kalau kita mencoba meneliti sejarah dan lontara khususnya lontara attoriolong ri bone, cerita tentang Tonra baru di jaman La